Viral Ada BUah Petai Raksasa Di Benjarnegara, Ini Dia Penjelasan BKSDA
![]() |
Petai Raksasa ( Sumber Gambar @facebook ) |
Seorang netizen dengan akun Twitter @JokoSus46520969 mengunggah dua foto yang memperlihatkan warga sedang menenteng buah yang bentuknya menyerupai petai akan tetapi ukurannya raksasa.
Karena twit tersebut mendapatkan banyak tanggapan para warganet sontak saja sekarang para warganet mulai ribut membahas mengenai kebenaran dari petai tersebut, dan ada juga yang bertanya apakah petai itu bisa dikonsumsi atau tidak.
"Ada yang mau masak pete? @Depaimin," tulis akun @JokoSus46520969 pada twit nya.
Ada yg mau masak Pete?— pendaki Lokal🇲🇨MDPL (@JokoSus46520969) March 25, 2020
@depaimin pic.twitter.com/i5eFX9pxZl
TIDAK SENGAJA DITEMUKAN
Seorang warga Banjarnegara bernama Agus Soewarto mengkisahkan ketika dirinya bertemu dengan petai itu, ia tidak sengaja menemukan petai itu kala organisasi pemuda sedang melakukan kegiatan reboisasi di hutan.
"Tidak sengaja buah Petai ini ditemukan ketika kita melakukan kegiatan reboisasi penanaman pohon di hutan, akhirnya ketemu buah itu," ujar Agus
Atas kejadian itu, Agus pun mengunggah foto dirinya dengan buah raksasa itu di Akun Facebook nya yang bernama Martien Bay.
Agus mengaku menemukan buah petai raksasa itu pada hari Senin 16 Maret 2020.
"PEMIRSA..!! Barang ora umum usah di umumnya.. (PEMIRSA..!! Benda yang tidak biasa jangan dibesar-besarkan)," tulis Agus sekaligus pemilik akun Martien Bay.
PENJELASAN DARI BKSDA
Menanggapi hal itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Darmanto mengungkapkan, bahwa buah yang wujudnya seperti petai dengan ukuran raksasa itu bernama Gandu (Entada rheedi Spreng).
"Dari hasil identifikasi tumbuhan dan pengamatan buah yang mirip petai itu adalah tanaman merambat atau liana, jenis polong-polongan, masuk pada familinya Fabaceae & Genus Entada, dengan rasa buah pahit," ujar Darmanto
Darmanto juga mengungkap, penemuan buah itu berlokasi di sekitar kawasan Cagar Alam Pringombo II.
Adapun buah raksasa itu ditemukan oleh warga dari Desa Panawaren, Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara.
BUAH INI TIDAK UNTUK DIKONSUMSI
Mengenai pertanyaan dari beberapa warganet yang bertanya tentang apakah buah itu bisa dimakan atau tidak. Darmanto menjelaskan jika buah itu tidak untuk dikonsumsi.
"Masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi buah itu dan ikut membantu menjaga dan melestarikan tanaman itu lantaran tidak semua kawasan hutan ada dan berada di dalam kawasan Cagar Alam Pringombo," imbuhnya.
Sementara itu, pihak BKSDA melakukan penelusuran dari beberapa sumber dan diketahui bahwa tumbuhan itu sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat sekitar.
Umumnya warga menyebut tanaman ini dengan nama Gandu (Entada rheedii Spreng).
Gandung adalah liana, tumbuhan pemanjat berkayu yang besar dan tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis.
Namun sayang petai raksasa ini bukan jenis buah yang bisa untuk dimakan.
"Berdasarkan dari penelitian, jenis Entada ini lebih banyak digunakan untuk obat Herbal. Entada rheedi Spreng ini bijinya bisa dipergunakan untuk pengobatan tradisional di Mesir sebagai anti-rematik, anti-inflamasi dan makanan suplemen," ucap Darmanto
Tidak hanya itu saja, ada juga jenis tanaman Entada lain, yaitu Entada phaseoloides (L.) Merr yang memang sudah lama dimanfaatkan sebagai herbal dan efektif untuk pengobatan diabetes melitus.